Wednesday, June 6, 2007

CORETAN KESEMBILANBELAS

Gelas itu berbusa. Belum kering benar. Isinya hanya beberapa mililiter air yang malas untuk dihabiskan. Puntung rokok aku masukkan ke dalamnya. Warnanya makin kuning kecoklatan. Berbaur-baur dengan busa yang belum kering benar.

Waitress cantik semampai datang. Menyorongkan pelepas dahaga. Aku menciuminya dalam batin. Aku tertawa mengikuti mereka yang mulai terbahak, terkekeh, tersenyum lebar. Padahal entah apa yang lucu di mataku sampai rasa geli itu membuat mataku berair menahan air mata yang ingin menetes.

Bulan tidak lagi bulat penuh. Sinarnya tertutup mendung. Sepertinya mencoba menjadi latar belakang kegundahgulanaan wajahku.

Tai kucing dengan perempuan. Tapi malam itu lonte kelas teri malah menertawaiku mencoba memberikan sapuan kenikmatan di sekujur tubuhku. Aku terdiam karena ragu. Aku tidak peduli walau lonte itu kini telanjang batin di depanku. Di mataku, tubuh itu ibarat seonggok daging yang tidak lagi segar. Bau busuk menyengat bukan kepalang.

Fajar subuh tersungging di timur jauh. Aku lunglai. Sopir taksi baik hati itu mau mengantarku pulang.


2005

No comments: