Wednesday, June 6, 2007

CORETAN KESEBELAS

Masih bernama kehampaan. Dan, cerita cinta itu terus tergulir membanjiri setiap mata. Semua terkabar lewat tetesan air bening sebesar biji kedelai hitam yang membuncah tiada henti.

Curahan demi lelehan menguap mengirup udara kotor. Lalu ditumpahkan mengiring hujan dan salju di musim kemarau.

Semua bersambungan. Semua berpegangan. Semua bersinggungan. Semua ingin menetap mereguk sumsum mahabbah.

Titian itu terlihat jauh. Membentang di depan pelupuk ‘ain. Menjauh memunggungi pundak. Matra istighfar, matra salawat, matra tahlil, dan matra nafs al haqq. Bagai air penghilang dahaga.

Adakah titian itu semakin mendekat, sehingga tubuhku meluncur menjauh?

Di keremangan senja; kehampaan, mahabbah, titian, matra penyucian, meletup-letup mengaliri darah.

Abadi?


2005

No comments: