Saturday, June 2, 2007

CORETAN KEENAM

Senandung malam di sudut kota, perempuan berhasrat birahi “Alangkah cantiknya kamu malam ini,” begitu kata penjual rokok seraya menyorongkan geretan api ke kuluman mulut penuh tawa.

Hujan deras jalanan macet lelaki iseng petugas brengsek remang-remang lagu dangdut perek asu buntung hanya sisa ceban jiancuk!!!

Perempuan di dadaku bangkit dan kejarlah mimpi yang memuncak di pagi hari. Siang bakal menjelang. Sore menghampiri datang. Dan malam semakin membentang.

Perempuan itu lantas bangkit menantang menghadang mengharubirukan setiap mata lelaki yang tak luput memandanginya; ngeri. Dan perempuan itu terus saja mencemoohi ketololan lelakinya seraya menyumpah serapah tidak keruan.

“Iba hatiku melihat lelaki merengek seperti bayi yang kehilangan puting susu ibunya.”

Lalu kepada siapa perempuan yang bangkit dari dadaku sedikit merasa sebagai Eva di hadapan Adam.

Kembali perempuan itu bersenandung lirih:
Tentang lelaki yang melulu diperbudak rasa.
Tentang cinta yang mengharapkan eksistensi.
Tentang keabadian yang acapkali fana.
Tentang kita yang kehilangan norma.

2004

No comments: